Daniel Rahakbauw (DR)
Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat adat. Kehidupan budaya masyarakat maluku, sepanjang sejarah perna mengalami pengaruh dari berbagai aliran atau arus budaya. Berbagai latar belakang budaya pernah hidup di daerah ini. Kehidupan budaya masyarakat dapat dilihat sejak zaman prasejarah hingga zaman dewasa ini.
Dimulai pada zaman prasejarah di Maluku telah ada bentuk-bentuk kehidupan budaya. kehidupan mesolitik dijumpai orang berupa kehidupan di goa-goa yang terdapat di pulau kei dan seram. Selanjutnya mengenai peniggalan megalitikum dijumpai pula di seluruh Maluku. Umumnya yang dijumpai yaitu, satu tradisi membangun tempat-tempat batu yang berbentuk meja batu atau bangunan berundak. Tempat-tempat ini dibangun untuk memperingati arwa nenek moyang dan biasanya ditempatkan pada tempat-tempat bersejarah dan diangap menjadi tempat keramat.
Pada zaman dulu sebelum datanya bangsa-bangsa barat ke daerah Maluku masyarakatnya hidup dengan teratur, dimana semua angota masyarakat terikat pada hubungan darah dan garis keturunan yang sama dari satu leluhur atau nenek moyang. Mereka terikat garis keturunan baik secara langsung maupun tidak langsung (geneologis). Yang pada pemahaman masyarakat mengatur alur keturunan berasal dari Ayah (patrilinial). Pada umumnya penduduk maluku saat itu berdiam di daerah-daerah pedalaman di gunung-gunung, kehidupan mereka masi primitif. Kelompok-kelompok itu kemudian tumbuh dan berkembang menjadi struktur politik yang nyata.
Di daerah Maluku Tenggara dan Maluku Tengah dikenal sebagai republik desa atau dorps republieken. Di Maluku utara disebut Monarki berkembang dari kesatuan politik dan masyarakat yang lebih kecil yaitu Dukuh dan Boldan yang dikepalai oleh Tomanjira dan Kolano.
Di Maluku Tenggara dan Maluku Tengah kesatuan masyarakat yang lebik kecil yaitu Negeri atau Desa. Dengan kepala pemerintahan adalah seorang Raja atau kepala Desa. Beberapa Negeri atau Desa bergabung dan berkembang menjadi suatu kesatuan politis yang lebih besar yang dikenal dengan sebutan Uli atau suatu perserikatan.
Ada dua yang terkenal yaitu Uli Siwa dan Uli Lima yaitu perserikatan sembilan dan perserikatan lima.
Di samping kepala-kepala pemerintahan tersebut terdapat pula lembaga-lembaga adat seperti di Maluku Utara ialah dewan soa siwa, di Maluku Tenggara ialah badan seniri ohoi/Desa (BSO) dan di Maluku Tengah ialah dewan seniri, masyarakat pada umumnya feodal artinya struktur pendelegasian kekuasaan politik dijalankan oleh kalangan bangsawan untuk mengendalikan berbagai wililayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan pimpinan-pimpinan lokal sebagai mitra.
#kehidupan sosial budaya masyarakat adat Maluku
Ambon 09 Maret 2020
Daniel Rahakbauw
Comments
Post a Comment